Al-Qur'an secara tegas mewajibkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tuanya (Q/17:23). Berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) merupakan alkhoir, yakni nilai kebaikan yang secara universal diwajibkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Artinya nilai kebaikan berbakti kepada orang tua itu berlaku sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi bagaimana caranya berbakti sudah termasuk kategori al ma'ruf, yakni nilai kebaikan yang secara sosial diakui oleh masyarakat pada suatu zaman dan suatu lingkungan.
Dalam hal ini al Qur 'anpun memberi batasan, misalnya seperti yang disebutkan dalam surat al Isra, bahwa seorang anak tidak boleh berkata kasar apalagi menghardik kepada kedua orang tuanya(Q/17:23). Seorang anak juga harus menunjukkan sikap berterima kasihnya kepada kedua orang tua yang menjadi sebab kehadirannya di muka bumi. Di mata Allah sikap terima kasih anak kepada orang tuanya dipandang sangat penting, sampai perintah itu disampaikan senafas dengan perintah bersyukur kepadaNya (anisykur li wa liwa lidaika (Q/31:14)). Meski demikian, kepatuhan seorang anak kepada orang tua dibatasi dengan kepatuhannya kepada Allah.
Jika orang tua menyuruh anaknya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah, maka sang anak dilarang mematuhi perintah orang tua tersebut, seraya tetap harus menghormatinya secara patut (ma'ruf) sebagai orang tua (Q/ 31:15). Seorang anak, oleh Nabi juga dilarang berperkara secara terbuka dengan orang tuanya di forum pengadilan, karena hubungan anak —orang tua bukan semata-mata hubungan hukum yang mengandung dimensi kontrak sosial melainkan hubungan darah yang bernilai sakral.
Sementara itu orang tua harus adil dalam memberikan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Diantara kewajiban orang tua kepada anak-anaknya adalah; memberi nama yang baik, menafkahi, mendidik mereka dengan agama (akhlak kehidupan) dan menikahkan jika sudah tiba waktunya.
Adapun jika orang tua sudah meninggal, maka kewajiban anak kepada orang tua adalah (a) melaksanakan wasiatnya, (b) menjaga nama baiknya, (c) meneruskan cita-citanya, (d) meneruskan silaturahmi dengan handai tolannya, (e) memohonkan ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam hubungan dengan kerabat, secara umum semangat hubungan baiknya sejalan dengan semangat keharusan berbakti kepada orang tua. Paman, bibi, mertua dan seterusnya harus dideretkan dalam deretan orang tua, saudara misan yang muda dan seterusnya dideretkan pada saudara muda atau adik, yang tua dideretkan kepada kakak. Secara spesifik kerabat harus didahulukan dibanding yang lain, misalnya jika seseorang mengeluarkan zakat, kemudian diantara kerabatnya ada orang miskin yang layak menerima zakat itu, maka ia harus didahulukan dibanding orang miskin yang bukan kerabat. Semangat etik hubungan kekerabatan diungkapkan oleh Rasulullah dengan kalimat menghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda. (laisa minna man lam yuwagir kabirana wa lam yarham soghirana).
Selasa, 03 Agustus 2010
Senin, 02 Agustus 2010
Ketika Malam Datang
Ketika datangnya malam
Ku menatap sang bulan yang selalu setia
Setia menemani sang langit
Langit yang hitam kelam
Ketika datangnya malam
Ku berharap sang bintang datang
Datang menerangi hatiku
Datang menghiasi lamunanku
Hanya pesan yang bisa kubaca saat ini
Hanya harapan yang bisa kudapat saat ini
Hanya itukah yang kau berikan
Cukup itu sajakah cintaku
Tidak ada kepastian darimu
sudahilah saja ini semua
cukup sang bulan dan bintang
cukup mereka saja yang menemaniku
Ku menatap sang bulan yang selalu setia
Setia menemani sang langit
Langit yang hitam kelam
Ketika datangnya malam
Ku berharap sang bintang datang
Datang menerangi hatiku
Datang menghiasi lamunanku
Hanya pesan yang bisa kubaca saat ini
Hanya harapan yang bisa kudapat saat ini
Hanya itukah yang kau berikan
Cukup itu sajakah cintaku
Tidak ada kepastian darimu
sudahilah saja ini semua
cukup sang bulan dan bintang
cukup mereka saja yang menemaniku
Syukur ku
Yaa Rabb
Sungguh besar cinta-Mu kepada hamba
Hamba-Mu yang tak pernah bersyukur ini
Sungguh indah tiap pemberian-Mu kepada hamba
Hamba-Mu yang kotor ini
Bumi, langit, laut, hutan dan alam semesta
Semua bukti Kekuasaan-Mu
Cinta, kasih dan sayang kepada umat-Mu
Semua bukti Kebesaran-Mu
Yaa Rabb
Atas izin dan ridho-Mu hamba dapat menjadi khalifah
Khalifah di alam ciptaan-Mu
Atas berkah dan rahmat-Mu hamba dapat menikmati
Menikmati isi alam-Mu
Dzikir, doa dan cintaku keapada Nabi-Mu
Semua tanda syukurku kepada-Mu
Yaa Rabb.. izinkan hamba-Mu
Izinkan terus mencintai-Mu
Sungguh besar cinta-Mu kepada hamba
Hamba-Mu yang tak pernah bersyukur ini
Sungguh indah tiap pemberian-Mu kepada hamba
Hamba-Mu yang kotor ini
Bumi, langit, laut, hutan dan alam semesta
Semua bukti Kekuasaan-Mu
Cinta, kasih dan sayang kepada umat-Mu
Semua bukti Kebesaran-Mu
Yaa Rabb
Atas izin dan ridho-Mu hamba dapat menjadi khalifah
Khalifah di alam ciptaan-Mu
Atas berkah dan rahmat-Mu hamba dapat menikmati
Menikmati isi alam-Mu
Dzikir, doa dan cintaku keapada Nabi-Mu
Semua tanda syukurku kepada-Mu
Yaa Rabb.. izinkan hamba-Mu
Izinkan terus mencintai-Mu
Minggu, 01 Agustus 2010
Ratapan Hati
Hati ini sepi
Rindu yang tak terobati
Hati ini bimbang
Takut jiwanya hilang
Hati ini menangis
Teringat godaan iblis
Hati ini terluka
Atas dosa yang terbuka
Hati ini pecah
Rasanya akan musnah
Hati ini ternoda
Karena kesombongan masih ada
Hati ini gelisah
Atas masalah yang belum terpecah
Hati ini malu
Melihat hina masa lalu
Hati ini retak
Dihiasi busur panah tersentak
Hati ini rapuh
Ketika iman di dada melepuh
Hati ini keluh kesah
Menjalani hidup yang bermasalah
Hati ini sedih
Ketika perjuangan mulai letih
Hati ini satu
Hanya memohon padaNya yang satu
Hati ini pulang
Karena Tuhan rindu sang petualang
Langganan:
Postingan (Atom)